Tampilkan postingan dengan label Jalan-Jalan. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Jalan-Jalan. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 23 Juni 2012

Gowess to Mandala

5.00 WIB

Tangi-tangi
Sida pit-pitan mbok?
Delivered to Ahmad Hermanto
Delivered to Iswanto Eve4

SMS terkirim memastikan Ahmad dan Iswanto bangun, soalnya mereka baru shift dua tadi malam, kalau sampe kesiangan gak asik lagi buat gowess gowess.

2 menit kemudian

Led Zeppellin-Black Dog mengalun, Iswanto dan ahmad SMS hampir bersamaan. sudah bangun mereka.

5.30WIB
Semua sudah siap, OK Start.
Rute gowess kali ini diawali dari jalan flores, kemudian ke PLTU cilacap, Karangkandri Kuripan Lebeng Sumingkir Kreweng Proliman Rica-rica angsana Pulang ke rumah masing-masing.
Dari Flores Sampai Karangkandri perjalanan lancar, rute trek datar kami lewati dengan mudah

6.40 WIB
Kuripan,Trek naik pertama, rantai Sierra Lite ahmad lepas dari gear depan, pertanda kalo the city-bike gak mau diajak jalan ke luar kota. Tapi setelah melakukan lobi-lobi dan  sedikit dipaksa akhirnya mau juga.


7.10 WIB

Pasar Lebeng, mampir dulu ah beli sarapan, muter2 di pasar lebeng  dapat lopis, klepon, puthu ayu. lumayan. entah dapat bisikan dari mana tiba-tiba kami memutuskan mengubah rute, dari lebeng ke sumingkir ke curug (air terjun) mandala dulu baru ke proliman dan seterusnya

7.35 WIB

Sumingkir, nama sebuah desa di kecamatan Jeruk Legi kabupaten Cilacap, kalau tidak salah sih artinya menyingkir (gakgakgak Sotoy). Kami mampir ke  rumah Hastin, salah satu teman kami yang bermukim di desa ini. Lumayan dapet seger-seger di sana. OK Lets go to mandala








perjalanan ke Mandala

trek lumayan untuk xtrada yang saya naiki dan clovernya iswanto, tapi buat siera litenya ahmad trek ini "sesuatu banget". City bike digeber buat naik tanjakan yang "Waw" dan jalannya tak mulus pula, walhasil jokinya gempor, tapi karena sudah tanggung perjalanan terus lanjut (walaupun campur dorong). Saya coba pake Sierra-nya ahmad ternyata bener, baru sebentar sudah pegel-pegel kaki saya.
Ayo dorong teruss!!!

Sekitar jam 9 kami sampai di balai desa Mandala, ada warung cuy nyeger dulu.

Dari balai desa jalannya benar-benar menantang, kami harus melewati tanjakan dan turunan yang sangat curam untuk sampai ke air terjun Mandala, dan hebatnya kali ini ahmad sudah berhasil menjinakkan Sierra-nya.
wus wus wus kami sampai di pos retribusi (tetapi tidak ada yang jaga), sekitar satu kilometer sebelum sampai di air terjun. Medan berganti dengan jalan yang berundak-undak, dan untungnya di sampingnya ada jalan tanah yang bisa dilewati sepeda.

Seratus meter menuju air terjun, sepeda kami tinggal di semak-semak, sisanya kami jalan kaki. Suara air sudah terdengar dari sini

9.40WIB, Curug Mandala

Udara yang dingin, segar, dan sedikit lembab khas air terjun menerpa wajah kami. Terbayar semua trek yang sulit tadi kami lewati oleh pemandangan dan suasana di air terjun Mandala
Air Terjun Mandala

sampai jam setengah sebelasan kami di sana, kegiatan kami sebagai berikut

duduk, cerita-cerita, foto-foto, tiduran mainan air, duduk-duduk lagi,


Jam 10.40 kami pulang, dan Sierra-nya ahmad ngambek lagi, rantainya lepas, tapi gantian yang belakang.Kami beruntung karena kami di tolong oleh seorang bapak jadi kami bisa memasang  kembali rantainya dengan lebih mudah.Sampai di balai desa Mandala kami istirahat sejenak di warung, beli karedok dan kemudian lanjut perjalanan pulang.

12.15 WIB

dzuhur dulu di POM bensin tritih, setelah dzuhur lumayan  bisa tiduran sekitar 20 menit. Kami melanjutkan perjalanan ke Proliman kemudian ke Rica-rica angsana

200m sebelum proliman

"Dompetmu nang koe mbok is???"
"Ora"
"Nang tas deneng langka ya?"
"Sih nang ndi ya?"
"POM mau pas tiba ora?"
"Wis langka ketone loh"
"Terakhir nang endi???"
"Ketone pas mau tasmu tiba agi tuku karedok loh."
"yawis siki ming rica-rica disit ae, atur strategi"

Dompet iswanto hilang, dan kemungkinan jatuh ketika kami makan karedok. Balik pake sepeda jelas gak mungkin gak ada tenaga lagi, setelah diskusi akhirnya diputuskan saya dan ahmad ke warung rica-rica sementara iswanto pulang dulu ambil motor kemudan ke warung rica-rica.


Warung rica-rica Angsana,

Makan rica-rica jadi kurang khusyuk karena insiden dompet iswanto yang hilang.Tak lama iswanto datang dengan sepeda motor, setelah rica-rica habis saya dan iswanto langsung meluncur lagi ke waung karedok, sementara ahmad menunggu kami di warung rica-rica.

Balai desa Mandala (lagi)
Beruntung karena warung tempat kami membeli karedok tadi belum tutup, tetapi sayang penjualnya tidak tahu, dan tidak ada orang yang lapor menemukan dompet.
Kami mencoba mencari di tempat kami makan tadi karena kami makannya agak jauh dari warung. Sepuluh menit kami mencari dan tiba-tiba mata saya dan Iswanto terpaku pada sebuah benda hitam di tempat pembuangan sampah, Dompet coy. Ternyata benar dompet iswanto, isinya lengkap, kecuali uang. gakgakgak. Tpi Alhamdulillah bisa ketemu, sesuatu yang bisa di bilang ajaib dompetnya kami temukan di tempat pembuangan sampah di balik pohon pula. Kami kembali ke rica-rica angsana kemudian pulang ke rumah masing-masing.

Nice day.....




Jumat, 15 Juni 2012

Gowess Bali Ndeso



Sabtu, 9 Juni 2012, 06:23 WIB

Pagi yang indah di kota tercinta Cilacap. Langit yang berawan, udara yang masih segar dan berkabut di beberapa titik, saya memacu  sepeda melintasi jalan damar yang masih sepi, sepintas otak mereview perbekalan yang saya persiapkan tadi malam, siapa tau ada yang ketinggalan
Mantel, kompas, peta, air minum, pisau, coklat, kamera, dan GPS, OK lengkap. Mungkin kalian bertanya mau kemana sih?? Ko’ pake bawa kompas, peta, pisau , GPS segala. Sebnarnya ini merupakan perjalanan yang rutin setiap minggu saya lakukan, Bali ndeso. Tapi kali ini saya akan mencoba dengan  cara dan  memilih rute yang sedikit tidak lazim.

 

Berikut adalah rute yang rencananya akan saya tempuh
 


Perjalanan dari damar sampai pertigaan jeruk legi terbilang mudah, hanya ada sedikit tanjakan dan turunan yang terolong sangat landai.
Tapi setelah ini, mental  dan stamina anda diuji, 3 tanjakan yang WAW menyambut anda,

Tanjakan pertama (a hill with fake slope decrease)
Jalan menanjak kategori sedang menyambut kita setelah di rute ini, beberapa meter sebelum tanjakan ini berakhir tanjakan seolah melandai tapi jangan terlena kawan karena setelah itu jalan masih naik lagi.

Tanjakan kedua (The hill of clemency)
Tanjakan ini tidak sekejam tanjakan pertama, tapi cukup menguras tenaga, apa lagi karena di tanjakan pertama tenaga sudah terkuras.

Tanjakan ketiga (The hill of regret)

Ini merupakan tanjakan paling terjal dan paling kejam.Saya pernah dibuat menyesal oleh tanjakan ini , kenapa  repot-repot pulang naik sepeda dan harus melewati tanjakan ini. Tanjakan inilah yang paling menguras stamina. Kalau mental anda tidak kuat hampir pasti anda memutuskan untuk turun di tengah tanjakan.
Setelah 3 tanjakan ini medah tidak begitu berat, hanya ada tanjakan kecil sebelum masuk hutan kubangkangkung. Di akhir tanjakan itu ada jalan ke kiri menuju desa brebeg, jalan inilah yang saya lewati,

Desa brebeg
Secara umum jalan di desa brebeg berupa tanjakan dan turunan yang lapisan aspalnya sudah mengelupas menyisakan batuan dan kerikil lepas. Cukup menantang.
Setelah 5 km menikmati jalan di Brebeg terdapat jalan kecil ke arah kanan. Jalan ini membawa kita ke hutan. 

Hutan
Suasana rimba langsung menyambut kita begitu mengambil jalan ini. Jalannya berupa jalan tanah, di samping kanan kiri terdapat landang.  Masuk lebih dalam lagi tak ada ladang di samping kanan kiri jalan, digantikan alang-alang, bahkan di beberapa bagian jalan sudah tertutup alang-alang. Mungkin karena jarang dilewati orang.




Dengan PD, saya menggowes sepeda menyusuri jalan yang ditunjukkan oleh gps, dan hasilnya stuck,  I totally got lost. Jalan yang tertera di gps benar-benar sudah tertutup alang-alang, sama sekali tidak ada tanda-tanda kalau dulu ada jalan di situ. Terpaksa sepeda saya tinggal dan saya berjalan mencari jalan, 5 menit jalan akhirnya nemu jalan juga. Tapi sayangnya sepeda harus dipanggul dulu. Akhirnya bisa nggowes lagi, tapi tidak lama jalan hilang lagi, mau nggak  mau  sisa rute di hutan lebih banyak dilewati dengan menuntun dan memanggul sepeda dari pada  naik sepeda.  Setelah  melakukan ritual gowess-tuntun-panggul-gowess-tuntun-panggul di hutan jati akhirya nemu ladang lagi (pertanda kalo sudah dekat kampung), istirahat sebentar. Gowess lagi dan keluar dari hutan, dan setelah masuk kampung, masuk hutan karet, istirahat, menyebrangi sungai, masuk kampung lagi akhirnya sampai juga di rumah.



Ini adalah rute yang akhirnya saya lewati 





 
Gallery and Discovery:
  • Di sepanjang desa brebeg banyak anjing sun bathing di tengah jalan kaya turis 
  • Ternyata di dalam hutan karet ada jalan bagus



  • GPS terkadang menyesatkan dan ngaco, jangan lupa bawa kompas kalo mau gowes lewat daerah yang terpencil. 



  • Kelihatannya dangkal tapi dasarnya lumpur, kaki kita bisa sampai terbenam 15-20cm